DERITA NASIB PARA PETANI TRADISIONAL YANG TERHIMPIT TEKANAN SEBUAH KEMAJUAN TEKNOLOGI JAMAN.

 Petani Tradisional.

Halo pembaca setia , pernahkah terfikir oleh kita bahwa mengolah lahan sekarang tak membutuhkan waktu yang lama?tak sampai satu hari semua selesai tuntas bahkan lahan sudah dibentuk gunungan atau guludan bahkan berikut plastik mulsa juga sudah terpasang? Dijaman serba canggih seperti sekarang ini lebih mengutamakan efesiensi waktu dan tenaga, dinegara-negara berkembang para petani masih banyak menggunakan hewan ternak untuk mengolah lahan perladangan juga lahan sawah,menurut patani cara itu selain efesien juga lebih baik daripada harus mencangkul, mesin-mesin pembajak lahan atau sawah juga hanya sebagian orang yang memakai dan pemakaian juga biasanya sewa atau kolektife dengan sistem cara membayar bersama-sama.

Cara berfikir pertanian negara indonesia masih menggunakan sistem tradisional  karena sudah jadi tradisi turun menurun jadi agak sulit untuk memberikan arahan,sebagian besar para petani enggan membeli mesin untuk membajak lahan karena pertimbangan yang sangat besar mengenai biaya pembelian mesin dan pemerintah sebenarnya juga sudah merangsang petani dengan memberikan mesin-mesin gratis kepada para kelompok tani tujuannya agar para petani bisa lebih ringan waktu dan tenaganya dalam pertanian dan tujuan utamanya adalah agar para petani bisa merubah cara tani tradisional dengan cara tani moderen.

Petani Modern


Faktor-faktor para petani kita yangg masih bersifat tradisional ini adalah kurangnya keterbukaan mereka terhadap hal-hal baru karena yang memjadikan acuan selalu masalah finansial ,menurut sebagian pandangan para petani jika menggunakan hewan ternak sebagai pembantu mengolah lahan selain tak mengeluarkan modal hewan-hewan ternak itu juga bisa dijual untuk menghasilkan uang dari pada menggunakan mesin yang suatu saat rusak dan mati dan menurut mereka dengan cara tradisional mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan  hidup untuk keluarga, para penyuluh dari pemerintah pertanianpun juga tak henti melakukan pertemuan langsung dengan para petani guna melakukan penyuluhan-penyuluhan disetiap kelompok tani ini tetapi juga masih kurang maksimal dan mereka tetap kembali dengan cara tradisional.

Seandainya para petani kita bisa sedikit lebih membuka diri terhadap hal-hal baru dengan teknologi moderen dan petani mau belajar dan melihat negara-negara maju yang pertaniannya sungguh melimpah hasil pertaniannya pasti para petani kita akan mampu bersaing,yang kita kawatirkan sekarang adalah kebutuhan manusia yang semakin besar tetapi negara kita takk mampu memenuhi dan ahirnya banyak bahan pokok makanan dan lain-lain didatangkan dari luar dan ahirnya tak banyak orang mau membeli hasil pertanian kita dengan alasan lebih mahal dan kurang mutunya, sangat memprihatinkan sebenernya kondisi negara kita ini terutama masalah pangan ini,jika para petani dinegara kita ini tak bisa terus bersaing ataupun memenuhi kebutuhan pangan negara ini pasti akan jadi negara konsumtive bukan negara produsktive, devisa negara kita yang terus menurun karena hasil pertanian kita tak maksimal dimamfaatkan tapi lebih memilih produk pertanian dari negara lain.

Suhu politik negara kita yang kurang baik menambah tekanan juga kepada para investor-investor dalam negri ini untuk mengembangkan pertanian,kebijakan kebijakan yang yang terkadang tak pro dengan rakyat kecil menambah beban para petani kita juga,pupuk pupuk subsidi  yang yang terkadang sulit didapatkan dan sering terjadi kekosongan pupuk ahirnya para petanipun menunda pekerjaannya dalam pertanian , semoga pemerintah khususnya pemerintah pertanian kita bisa terus memberikan masukan dan arahan dengan dikirimkannya tenaga-tenaga penyuluh pertanian yang lebih profesional guna memberikan semangat kepada para petani kita dengan memberikan informasi-informasi terbaru tentang teknologi pertanian ini.

Jika kesadaran para petani kita dalam hal teknologi ini sudah besar pastilah tidak sedikit para petani lain yang akan mengikuti jejak keberhasilan dari para petani yang sudah maju,sebenarnya yang lebih menekan petani itu adalah harga jual dari pertanian yang mereka olah yang selalu simpang siur dan naik turun harga jual hasil panen walau harga pokokpun sudah ditetapkan tapi tetap saja harga jual hasil panen ini lebih murah kadang justru tak terjual karena merugi, para tengkulak terkadang masih memainkan harga didaerah tempat tinggal para petani ini dan para petani tentu akan sulit juga dalam pemasaran jika tidak adanya tengkulak ini walau terpaksa menjual dengan harga yang tengkulak berikan, sungguh mengenaskan sebenarnya para petani kita ini mereka sudah mengeluarkan biaya juga tenaga tapi terkadang tak sebanding dengan apa yang mereka harapkan sedangkan mereka yang punya uang dengan mudahnya menentukan harga demi keuntungan pribadi mereka sendiri tanpa memikirkan apa yang sudah para petani lakukan.

Semoga coretan ini mampu menggelitik pemerintah kita untuk terus meningkatkan daya beli hasil pertanian kita dan mempersempit para tengkulak yang nakal ini dan semoga pemerintah kita bisa belajar dari negara jepang khususnya dalam menentukan kebijakan harga dipasar dan memberikan tempat para petani untuk melimpahkan hasil panennya kepasar dengan harga yang sudah ditetapkan dan disepakati antara pasar dengan para petani kita.

" SEMANGATLAH PARA PEJUANG PANGANKU SUATU HARI NANTI KITA PASTI BISA MENGEMBALIKAN KEJAYAAN PANGAN KITA ".

Sampai bertemu lagi dengan artikel selanjutanya semoga bermamfaat.
DERITA NASIB PARA PETANI TRADISIONAL YANG TERHIMPIT TEKANAN SEBUAH KEMAJUAN TEKNOLOGI JAMAN. DERITA NASIB PARA PETANI TRADISIONAL YANG TERHIMPIT TEKANAN SEBUAH KEMAJUAN TEKNOLOGI JAMAN. Reviewed by Faizeta on 10:19 Rating: 5

No comments:

Hosting Unlimited Indonesia
Powered by Blogger.